Aku Suka Dia!!! pt3 - Bintang anak PD
Tak terasa 1 bulan berlalu dan aku pun sudah tidak duduk bersama lagi dengan Bintang. Sebetulnya aku sedih tidak bisa curi-curi pandang dengan nya lagi, pura-pura meminjam sesuatu kepadanya padahal aku punya, pura-pura tidak paham dengan pelajaran padahal itu mudah. Semua hal yang bisa aku lakukan agar aku berinteraksi dengannya sudah ku lakukan. Tapi sekarang kita di pisah meja yang sangat jauh. Harus bagaimana aku berinteraksi dengan nya lagi?
Bel istirahat berbunyi
Aku pun seperti biasa sendiri ke kantin dengan membawa buku komik yang belum selesai aku baca. Kaki ku melangkah dengan loyo ke arah abang siomay, yaa aku ingin membeli siomay dengan saus kacang yang menggoda. Harum nya yang membuat hidung ku terus ingin mencium, dan rasa nya yang membuatku ketagihan yaaapp sangat candu.
“ abang, siomay nya kayak biasa” ucapku.
Memang abang siomay ini yang selalu ramai di kerubuni siswa siswi yang sangat suka atau memang sekedar ingin membeli siomay ini, sampai aku tidak terlihat oleh abang nya dan aku minggir untuk nanti saja beli nya, padahal aku lapar.
Aku jalan menuju bangku kantin yang sepi, duduk sambil membaca komik itu memang seru, semoga saja aku tidak diganggu.
“hei!!!”
JEDOR!!! Jantung ini hampir copot. Badan aku reflek berguncang. Mata ku langsung melihat kedepan, dan aku 2 kali lipat kaget, karena dia Bintang, buat apa dia mengagetkat aku ???
“ada apa si Bintang, kaget tau” ucapku.
“kenapa sendirian? Kenapa ga ajak Bintang? Ga beli apa apa lagi” jawab Bintang dengan lantang.
“ehh, aku ga kepikiran buat ajak Bintang, iya tadi mau beli siomay tapi rame banget” jawabku dengan gagu.
“oke, Marsha mau pake apa aja, oh kayak biasa ya, oke tunggu sebentar” Bintang.
“hah? Apa, tunggu” Marsha kebingungan.
Sebentar dia memang nya tau yang biasa aku beli apa? Dia so tau atau memang tau? Seingat ku aku beli siomay sama dia baru beberapa kali deh, ga sesering itu. Gimana kalo orang lain liat, kalo bintang bawa piring 2 berisi siomay untuk ku dan untuk nya? Atau aku disini yang ke geer an ya? Pliss aku ga pahammmm
10 menit berlalu, memang agak lama ya, untung saja ini istirahat jam ke 2 yang lama. Jadi aku tidak perlu terburu-buru masuk ke kelas. Tapi ko bisa lama banget apa aku pesen sendiri saja? Aku lapar banget aaaaa.
“nunggu lama ya” Bintang. Sambil menengok ke Marsha.
Ya sesuai dugaan dia membawa 2 piring siomay lengkap dengan saos botol dan kecap botol, tidak luput dengan 2 es teh.
“ga lama ko” jawabku, plis aku gamau ke pede an.
“ini buat kamu, dimakan ya, hhmm Bintang duduk disini boleh?” Bintang
“i-ini buat Marsha? Makasi yaa, boleh dong duduk aja, lagian ini fasilitas sekolah masa Bintang gabole duduk” Marsha.
Dengan perasaan yang sangat amat bingung tapi aku senang, dia benar membeli siomay kesuakaan dengan tidak memakai pare di dalamnya. Dan dia pintar, dia membawa saos dan kecap yang terpisah. Dengan makan yang agak lahap. Aku melahap habis tanpa tersisa. Ya aku lapar. Hari ini aku tidak membawa bekal yang biasanya aku bawa.
“makasi ya sudah ngantri beli siomay, tadi berapa sini aku ganti” ucapku.
“gausah bayar, tadi kata abang siomay nya ini gratis karena yang beli orang ganteng” jawab Bintang dengan muka PD nya.
Iya memang dia ganteng tapi dia dengan enteng nya ngomong itu di depan ku, tapi gapapa si, aku jadi bisa lihat muka dia dengan seksama, ya aku doang disana yang lihat muka PD nya yang sangat ganteng itu.
“Marsha hari ini pulang sama siapa?” Bintang.
“sendiri, seperti biasa” Marsha.
“pulang bareng Bintang yuk” Bintang.
WOIII semalem aku mimpi apa ini, tiba-tiba di ajak pulang bareng sama cowo yang aku suka, iya aku suka Bintang. Marsha suka BINTANG!!!! Aku harus jawab apa yaa
“boleh” jawabku singkat, karena aku gatau harus jawab apaaaaaa
“oke ayo masuk kelas” ajak Bintang.
Bel Pulang Berbunyi
Aku dan Bintang jalan keluar kelas bareng dan menuju parkiran sepeda. Bintang menaiki sepeda punya dia dan aku pun naik. Menaiki sepeda berdua rasanya membuat jantungku tidak bisa berhenti berdegup kencang, sangat kencang.entah kenapa ini semua bisa terjadi, tapi aku sangat suka, sungguh sangat suka, apa aku harus confess ke Bintang? Ahhh tapi jangan dehh aku takut pertemanan ini hancur gara-gara aku menyatakan suka padanya. Aku harus pendam semua ini demi kebaikan kita juga.
Dalam hati sambil ke arah pulang di bonceng Bintang menggukanakan sepedanya.
“apa aku peluk aja ya ni orang dari belakang, langsung aku kekep aja ni? Atau ku senderan aja ni ke dia, kebetulan aku lagi cape banget, atau aku cubit aja ya pinggang nya biar kita jatoh bareng-bareng”
-anak baik